Error, group does not exist! Check your syntax! (ID: 1)
Error, group does not exist! Check your syntax! (ID: 3)

Berpetualang Mencari Gula Aren Oleh-Oleh Khas Aceh Tenggara

Laporan ,
Gula Aren
Hasil Olahan Produksi dari Gula Aren | Dok Pribadi

Bimcmedia.com, Kuliner : Ya Aceh Tenggara, Aceh Tenggara merupakan salah satu daerah penghasil gula aren, lebih terkenal dengan nama gula aren Kutacane, begitulah para pendatang menyebutnya. Kutacane sendiri adalah Ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara. Banyak petani aren di daerah ini yang menyadap pohon arennya sendiri untuk menghasilkan nira dan mengolahnya menjadi gula merah. Untuk menghasilkan gula merah dengan kualitas yang baik membutuhkan proses yang lama, mulai dari pengambilan air nira, memasak hingga kental, dan proses pencetakan gula hingga mengeras dan kering.

Gula aren merupakan salah satu kuliner tradisional dengan bahan dasarnya air nira. Gula aren atau populer disebut gula merah merupakan bahan pemanis alami yang sangat disukai oleh kaum emak. Hal ini tidak lepas dari eksistensi gula aren itu sendiri yang dapat dioah menjadi makanan pendukung kuliner lainnya, seperti pemanis bubur, Haluwe, Tenggoli, dan masakan lainnya.

Di Aceh Tenggara (Agara), selain sebagai menu pelengkap, gula aren juga kerap diproduksi sebagai buah tangan atau oleh-oleh. Biasanya, masyarakat Agara yang pergi merantau ke luar daerah, belum lengkap rasanya jika menemui famili atau teman bahkan dosen tanpa menyuguhkan gula aren. Berdasarkan tradisi yang ada, setiap orang akan membawa oleh-oleh gula aren sekitar telu tukhus (tiga set) untuk dibagikan ke pihak terkait. Dalam satu set, isi gula aren bisa mencapai lima keping, dengan setiap kepingnya berbobot sekitar setengah kilo.

Sebagai perantau, jika balik ke ke kota langsa saya tak pernah lupa membawa gula aren sebagai buah tangan ke dosen saya bahkan setiap pulang kampung dosen saya selalu menyuruh untuk di bawa ke dia gula aren tersebut. Gula aren itu saya kemas sedemikian rupa untuk dibagi ke kerebat dan dosen. Mereka sangat senang dengan oleh-oleh khas Agara yang selalu saya bawa.

Junaidi dan Gula Aren | Dok Pribadi

Dalam pengolahannya, gula aren biasanya diproduksi selama tiga hari sekali oleh petani aren. Pertama-tama, petani akan mengambil lawe pole (air nira) di pohonnya saat pagi hari. Setelah siang hari, air nira tersebut diambil untuk kemudian langsung dimasak saat sore hari tiba. Adapun pemasakan dilakukan sedini mungkin yang bertujuan agar kualitas air masih segar. Pengalaman selama ini, jika air nira tak segera diolah (dimasak) maka malamnya ia akan berasa asam (basi). Bila kualitas air sudah basi, maka meskipun dipanaskan dengan suhu tinggi, gula aren nantinya juga akan berubah rasa menjadi asam. Belum lagi jika kadar air nira sudah tercemar bakteri, bisa-bisa proses pengolahan menjadi gula aren gagal dan menjadi gula tarik.

Pada tahap pemasakan, air aren diletakkan di atas bejana besi (wajan) besar yang muat beberapa liter. Petani yang memasak juga harus cerdas menjaga konsistensi suhu api agar adonan gula aren tidak gosong dan pahit. Begitu juga dalam proses pengadukan, dibutuhkan kesabaran ekstra karena proses masaknya relatif lebih lama. Ketika air nira yang awalnya putih bening berubah merah pekat dan kental, berarti air aren sudah masak dan akan memasuki tahap pencetakan.

Proses pencetakan lazimnya menggunakan alat berbentuk lingkaran. Biasanya, cetakan tersebut berasal dari kepingan pohon bambu yang dipotong melintang. Namun, ada juga yang menggunakan cetakan khusus dari pabrik agar ukurannya lebih konsisten dan teratur. Paling kecil cetakan tersebut berukuran ½ hingga 1 kilogram gula aren per kepingnya. Melalui proses panjang tersebut, jadilah gula aren yang memiliki rasa manis serta renyah yang luar biasa.

Pada tahap distribusi, gula aren biasanya banyak di jual di pekan (pasar), tepatnya di Pajak Inpres Lama ataupun di Pajak Pagi. Harga jualnya lumayan, mulai dari tiga puluh hingga seratus ribuan rupiah, tergantung ukurannya. Produksi gula aren ini banyak ditemui di kute-kute (desa-desa), seperti di Bukit Merdeka, Buah Pala, Simpang Semadam Rikit Bur, Berandang, Jongar, dan Desa Kuning Dua.

Melihat besarnya peluang produksi gula aren di aceh tenggra tersebut, maka seorang pengusaha muda (Taufik Hidayat) di aceh tersebut membuka “Outlet king leuser” yang mana outlet ini merupakan outlet oleh-oleh asli produk aceh tenggara selain berfungungsi sebagai outlet king leuser juga sebagai produsen aneka produkgula aren dan juga kopi yang sudah dikemaslebih moderen.

Gula Aren
Hasil Produksi Gula Aren | Dok Pribadi

Selain memproduksi produk sendiri, Outlet king leuser juga memiliki mitra bersama beberapa petani serta kelompok tani yang tergabung dalam satu komunitas yatitu “Komunitas Berkah Outlet Kng Leuser”. Oulet king leuser ini merupakan binaan dari Bank Aceh Cabang Kutacane dan juga sudaha bekerja sama juga dengan BI. Di king leuser tersebut memproduksi gula aren berbagai bentuk ada yang berbentuk kepingan besar, bentuk koin, bubuk dan masih banyak bentuk lainnya.

Manfaat Gula Aren

Selain menjadi penyedap masakan dan buah tangan dari Agara, ternyata gula aren memiliki khasiat yang luar biasa bagi kesehatan kita. Bagi penderita anemia atau darah rendah, gula aren cocok untuk dikonsumsi karena mempunyai kandungan zat besi yang bermanfaat untuk meningkatkan produksi sel darah merah dalam tubuh.

Bila dipadukan dengan teh manis hangat, khasiatnya bisa membantu melancarkan buang air besar. Orang yang memiliki kadar kolestrol tidak stabil, kandungan niasin atau vitamin B yang terdapat dalam gula aren bisa menstabilkan kadar kolestrol pada darah. Apabila terasa mudah lelah, cepat terserang penyakit seperti flu, gula aren bisa membantu sistem kekebalan tubuh karena kandungan antioksidan di dalamnya.

Selanjutnya, gula aren berfungsi sebagai pelindung guna menangkal radikal bebas. Inilah yang menyebabkan mengapa mengonsumsi gula aren lebih aman daripada mengonsumsi gula pasir.

Selain memiliki beragam kebaikan, perlu diingat bahwa mengonsumsi gula aren secara berlebihan juga memiliki efek yang berbahaya bagi tubuh. Salah satunya adalah ‘darah tinggi’ yang jika berlanjut akan berisiko terkena penyakit jantung. Tidak heran, mengapa pihak medis selalu menganjurkan agar jangan berlebih-lebihan dalam mengonsumsi sesuatu.

Jadi, solusi agar selalu sehat adalah tetap menjaga makanan dengan kadarnya serta didukung dengan kebiasaa berolah raga dengan rutin. Pihak medis menjelaskan, minimal dalam satu minggu, manusia melakukan olah raga sebanyak 150 menit. Itu berarti, per harinya minimal berolah raga 21 menit. Dengan menjaga makanan dan selalu berolahraga, maka mengonsumsi gula aren bukanlah sebuah kendala serius.


Penulis : Juandi

Nim       : 4042018011
Prodi     : Manajemen Zakat dan Wakaf

Error, group does not exist! Check your syntax! (ID: 11)
Error, group does not exist! Check your syntax! (ID: 10)

Komentar

Loading...