DEMA STIT Muhammadyah Abdya Dan Forkasgemaabdya Buka Suara Terkait Abrasi Sungai Babahrot

Wakil DEMA STIT Muhammadyah Abdya : Salmiwati dan Ketum FORKASGEMAABDYA Raihan Firmansyah. | Ist

Bimcmedia.com, Aceh Barat Daya : Dewan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah ( DEMA STIT ) dan Forum Komunikasi Generasi Muda Mahasiswa Babahrot Aceh Barat Daya (FORKASGEMAABDYA) buka suara terkait masalah Abrasi sungai Babahrot yang tidak mendapatkan penanganan serius oleh pemerintah kabupaten setempat. (02/05/2023)

Dalam rilis yang di terima pewarta dari pengurus organisasi tersebut Raihan Firmansyah menjelaskan, Abrasi sungai Babahrot di Dusun Teladan II Gampong Simpang Gadeng belum ditangani secara khusus oleh pemerintah setempat, terpantau bahwa jarak antara bibir sungai dengan rumah warga sudah sangat dekat, hal ini tentunya cukup meresahkan warga sekitar.

" Kami melihat terkait Abrasi sungai Krung Babahrot ini permasalahan yang sangat serius, sebab antara rumah warga dengan bibir sungai hanya berjarak beberapa meter saja " Bubuhnya.

" PJ Bupati Aceh barat daya seharusnya memikirkan keamanan dan pencegahan terhadap bencana, meski beliau tidak dipilih secara demokratis, tanggung jawab beliau sebagai Pemangku Jabatan itu melekat pada beliau." Terangnya Ketua Umum Forkasgemaabdya.

Menurut warga setempat Pemangku Jabatan Bupati Abdya pernah melakukan pemantauan langsung terhadap bencana ini, beliau juga menjanjikan akan menetapkan dana tanggap bencana atau tanggap darurat namun belum ada tindakan dilakukan berdasarkan amatan di lapangan. Tulisnya

Raihan juga menjelaskan terkait upaya penanganan Abrasi tersebut sejauh ini belum ada kejelasan yang pasti, serta pihaknya juga mempertanyakan status kewenangan dalam urusan penyelesaian sungai tersebut dilakukan oleh pihak mana.

" Belum adanya kejelasan tentang bagaimana solusi yang akan di tempuh oleh pemerintah, seperti bagaimana AMDAL sungai Babahrot ini, kami mahasiswa juga mempertanyakan bagaimana status Krueng Babahrot ini" Jelasnya.

Lanjutnya, selaku mahasiswa Abdya dan putra Babahrot hal ini tentunya kami sangat menyayangkan jika kami membicarakan sikap ketidakseriusan pemkab tentu akan menjadi beban moralitas dilingkungan masyarakat, dan harusnya pemerintah bisa bersama-sama dalam membangun Abdya tercinta.

Kejadian Abrasi ini bermula sudah sejak Oktober tahun 2022 yang lalu, namun hingga sampai dengan menjelang pertengahan tahun 2023 belum juga ada tanda penanganan yang serius yang dilakukan oleh pihak pemerintah kabupaten Abdya. Tutupnya.

Wakil Presiden mahasiswa STIT Muhammadiyah Abdya Salmiwati dalam rilis yang dikirim terpisah juga menyampaikan hal yang serupa, pihaknya meminta Pemkab Abdya serius dalam penanganan dalam permasalahan Abrasi di sungai Babahrot tersebut.

"Kami meminta kepada pemerintah agar betul-betul memperhatikan, dan melakukan tindak pencegahan sebelum terjadinya bencana yang lebih parah. Jangan ketika sudah memakan korban baru akan disantuni" Ungkap Salmiwati

"Kami mahasiswa ABDYA concern terhadap bagaimana keamanan masyarakat terkhususnya di daerah Abdya dan kami akan terus mengawasi bagaimana kinerja pemerintah" Pungkas Salmiwati.

Komentar

Loading...
error: Content is protected !!