Diserang SE, Puluhan Kerbau Masyarakat Aceh Barat Mati Mendadak

Diserang SE
Bimcmedia.com | Kerbau milik Masyarakat Gampong Ie itam tunong kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat mati Mendadak di serang SE, foto diambil dalam kandang milik warga Kamis(8/7/2021) | Foto : Aris Munadi

Bimcmedia.com, Meulaboh : Terhitung periode Juni sampai July 2021 puluhan ternak milik Masyarakat umumnya kerbau mati Mendadak di Aceh Barat.

Menurut keterangan salah mantan penyuluh peternakan Teuku Rusdi Dani kepada bimcmedia.com Kamis, (08/07/2021) mengatakan, penyebab kematian kerbau akhir-akhir ini karena diserang penyakit ngorok atau lebih dikenal dengan Septicaemia Epizootica (SE).

" Penyakit ngorok (Tagere) merupakan penyakit yang sering menyerang hewan/ternak ruminansia khusunya sapi dan kerbau bersifat akut atau fatal" urai Lemdi , begitu panggilan akrab untuknya.

Ngorok itu penyakit ternak yang diserang oleh bakteri SE, penyakit tersebut menular kepada hewan lainnya apabila sudah kenal penyebab sakit itu berulang enam bulan sekali dikarenakan vaksin tidak habis 100 persen, katanya.

Baca Juga :

Menurut penyuluh ternak tersebut , akibat vaksin tidak habis 100 persen karena Masyarakat Aceh Barat pada umumnya tidak tertip ternak, harusnya kerbau pada malam hari berada di kandangnya bukan berkeliaran diluar dan bila musim tanam kerbau harus ditambang.

Penyebab lain terkena SE apabila kerbau rebah alias jatuh karena virus tidak dikuburkan berdasarkan protokol kesehatan yakni digali tanah secukupnya, di taruh kapur atau formalin ,boleh juga dibakar, bila itu tidak dilakukan maka penyakit itu akan jadi endemis hingga tahun depan akan terjangkit lagi, kata penyuluh senior tersebut.

Petugas kadang-kadang turun ke lapangan fasilitas tidak ada, ingin kita tolong Masyarakat vaksin saja tidak ada di instansi terkait, kenapa tidak ada dirinya belum mengetahui, barang itu juga tidak tersedia di pasar sehingga tak dapat dibeli Obatnya, itulah masalahnya.

" Dulu ada obat di dinas, namun akhir-akhir ini sudah tidak ada lagi, sudah tidak terarah, sayang sekali Masyarakat karena kerbau itu ada milik janda dan anak yatim mati mendadak" jelasnya.

Bakteri tersebut sifatnya kemana air mengalir ke situ diikutnya, sepanjang Juni -july 2021 khusunya di kemukiman peureme, kecamatan Kaway XVI Aceh Barat lebih kurang ada 50 ekor mati, kata Teuku Rusdi Suni.

Rusdi menambahkan, bakteri SE tidak naik ke manusia (zonosis) yang tak boleh dikonsumsi hanya paru-paru, saat ini agen kerbau panen, harga 20 juta dibayar 2 juta, bila kita mau menakuti petani maka binatang itu dijual murah-murah, padahal bila diusahakan untuk diobati masih bisa walaupun antara hidup dan mati taruhannya.

Sementara itu Keuchik Gampong Ie Itam Tunong Kecamatan Woyla Safrijal kepada media ini Kamis (08/07/2021) mengungkapkan di desanya juga sudah 10 ekor kerbau Masyarakat mati mendadak, termasuk pada hari ini.

Karena Masyarakat tidak tau berbuat apa, maka dirinya berharap pemerintah khususnya instansi terkait dapat membantu menyelamatkan hewan lain yang belum diserang SE, harapnya.

" Kerbau Masyarakat miskin yang dipelihara bertahun-tahun tiba-tiba mati mendadak, ada yang sempat dijual namun harganya sangat tidak wajar, sayang warga" ungkapnya.

Jika memang bakteri tersebut tidak menyerang Masyarakat, sebaiknya dinas terkait melakukan sosialisasi dan memberi pemahaman kepada warga agar binatang tersebut tidak dijual dalam kondisi ketakutan hingga membuat harga jauh sekali jatuh, biar Mereka potong lalu menjual dagingnya, tutup Safrijal .

___

(FL)

Komentar

Loading...