Etika Kampanye Bakal Calon Rektor UTU di Ranah Publik

Coretan Redaksi bimcmedia.com :
Etika kampanye Bakal Calon Rektor UTU (Universitas Teuku Umar) diharapkan jangan sampai sarat kepentingan para pembonceng, karena ranah publik bukan sasaran utama sebab pemilik suara bukan Masyarakat umum, maka dapat dipastikan jelas berbeda dengan pemilihan Bupati dan Legeslatif
Akhir-akhir ini, sejumlah media sosial disuguhi berita - berita Bakal Calon Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) baik itu di group WhatsApp, messenger, Facebook, Instagram dan lainnya aktif disosialisasikan sosok akademisi yang dijagokan oleh pendukungnya, sehingga terkesan sudah mendahului start kampanye, secara etika sudah dapat dikatakan tak elok
Amatan bimcmedia.com ada sejumlah pendukung kandidat yang sibuk menjual kebolehan Bakal calon rektor UTU ke publik, padahal jika dilihat jadwal sosialisasi calon baru tanggal 18 April ditetapkan jadwalnya, lalu tidakkah disadari bahwa ini pemilihan rektor bukan Legeslatif, merebut perhatian publik juga bukan kepastian menang saat dilakukan pemilihan secara tertutup oleh senat kampus dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Harusnya, kampanye yang bersifat menyindir, menjatuhkan tak perlu dipertontonkan oleh Bakal Calon, silahkan bermain dengan Senat dan pihak kementerian, Mereka punya hak suara, jangan sampai digiring oleh politisi sehingga akademisi berubah gaya dalam kampanyenya untuk memimpin sebuah Universitas
Memang, Bakal Calon Rektor UTU diketahui intelektual yang telah menyelesaikan studinya hingga doktor bahkan sudah juga mendapat gelar Profesor, bila metode sosialisasi dilakukan dengan kurang beretika atau terjadi gesekan antar BaLon sepertinya akan mencoreng ilmuan selama ini dikuasainya, moral dan adab harusnya prioritas
Diharapkan, kepada balon rektor untuk kuat dan tegas mengikuti aturan, menjaga moralitas dan jangan sampai dijalankan oleh pihak lain yang sarat kepentingan, memang CoRed menemukan sejumlah orang pendukung bicara saling menjatuhkan, harusnya itu tak perlu terjadi di dunia akademik bila benar para ilmuan itu maju untuk membuat kampus lebih hebat
" Suara calon rektor itu tanggal 10 Mei nanti pada senat dalam rapat tertutup, kenapa berperang di publik,"
Mungkin, itulah namanya ambisi kekuasaan, bukan keinginan memajukan Universitas, harusnya sesama kandidat tak perlu ada gesekan cukup mempersiapkan apa yang menjadi syarat dan nanti dalam penyampaian visi-misi mestinya ditunjukkan kebolehan, selebihnya lakukan pendekatan dengan pemilik suara, bukan pada rakyat memperlihatkan jagoannya
" Untuk apa melepaskan tembakan dimuka umum, hingga membuat terkejut Masyarakat yang tak tau masalah, harusnya BaLon Rektor main dengan orang di lingkaran kampus aja,"
Harapan banyak orang kepada para intelektual dan akademisi yang telah menyatakan siap memajukan Kampus Universitas Teuku Umar lebih solid dan adem dalam melakukan kampanye, paling penting anda jangan lupa suara pemilihan hanya ada di senat dan kementerian bukan pada lorong-lorong pedesaan, jadi lebih baik menjaga diri jangan tergiur selera politisi dan para pasukan kurang sehat diluar sana, sekedar mengingatkan, semoga sukses dengan baik, bilapun gagal nanti, kesempatan berbuat baik untuk UTU tentunya masih terbuka, majulah dengan niat baik, sekedar saran bukan mengajarkan.
Salam Coretan redaksi bimcmedia.com.
#CoRed
Komentar