Jama’ah Diminta untuk Jaga Kesehatan Mendekati Puncak Haji

Bimcmedia.com, Internasional : Jama'ah haji wajib jaga kesehatan di dekat puncak Arafah, Muzdalifah, Mina atau Armuzna. Minta jama'ah untuk mengurangi aktivitas berat.
"Tim pelayanan Jama'ah, kami menyemangati jama'ah haji saat mendekati puncak haji Armuzna. Pertama-tama, saya perlu stres dan tetap sehat. Kesehatan dalam ziarah ini. Karena itu sangat penting," kata jama'ah konservasi, Daker Makkah Linjam Muftil Umam, dikutip dari laman Liputan6.com
Ia juga meminta jamaah untuk mengurangi kegiatan yang tidak penting, supaya bisa jama'ah bisa jaga kesehatan dan ini termasuk berbelanja dan melakukan sunnaumrah secara berlebihan untuk menguras energi. Hal ini untuk mempengaruhi ziarah ke Armuzna.
Umam juga menyayangkan keberadaan Kelompok Bimbingan Haji (KBIH) bagi jemaah haji yang bisa menjadi jemaah haji yang bisa menunaikan 7-8 umrah. Karena menjelang puncak ibadah haji, terpaksa membanjiri jemaah dalam kondisi tidak sehat.
“Itu yang harus diantisipasi agar jama'ah tidak kelelahan jelang puncak haji,” ujarnya.
“Yang lain kompak dan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah kepada hotel, termasuk tidak menggunakan alat-alat listrik yang bisa menyebabkan kebakaran,” kata Uman.
Umam mengatakan sekelompok jemaah memasang tali jemuran di area siaga. Saat sirene berbunyi, sirene berbunyi, menyebabkan percikan air yang membasahi balai sidang.
Para calon Jama'ah Makkah disarankan untuk tidak memasukkan uang ekstra ke dalam tas mereka saat beribadah di Masjidil Haram. Misalnya, tas yang dibawa jemaah itu berbahaya.
“Jangan bawa banyak uang ke Masjidil Haram. Jama'ah bisa memasukkan sesuatu ke dalam tas. Ada Alquran dan saya ingin dibaptis. Ketika tas dilepas dan saya selesai mandi, Dia lupa. Itu mungkin telah terjadi."
Ia meminta jama'ah membawa uang yang cukup untuk beribadah di Masjidil Haram. Sementara itu, seorang peziarah bernama Nisa Korinisa menangis. Saat pertama kali melihat Ka'bah di Masjid Makkah di Arab Saudi, dia tidak bisa menahan tangis.
Jamaah haji asal Garut di Jawa Barat juga bersyukur bisa mencapai tempat peziarahan tersebut.
“Ketika saya pertama kali melihat Ka’bah, ketika saya tiba di sini, saya langsung teringat ibu saya. Berkat kata-kata ibu saya, saya beribadah dalam diam di sini, dan setelah selesai umrah, saya bisa melakukannya empat kali. ." staf Rumah Sakit Ibu dan Anak di Masjidil Haram beberapa waktu lalu.
Anissa mengatakan dia bisa mencapai kuil itu melalui doa orang tua dan keluarganya. Jadi saya berdoa agar di masa depan saya akan kembali ke tempat suci dan beribadah bersama mereka.
Ia pun mengaku mulai merindukan orang tua dan anak-anaknya. “Terima kasih kepada keluarga ini atas semua doanya. Terima kasih kepada suami saya dan Tuhan yang saya sembah di sini sampai detik ini,” kata Anisa.
Jama'ah Garut lainnya, Deni Ikubal Samsori, juga mengaku senang bisa ikut menunaikan ibadah haji tahun ini. Dia menunggu 10 tahun dan ditahan karena Covid-19 selama 2 tahun.
"Saya sangat bersyukur Alhamdulillah dan Allah SWT ada di sini. Saya sangat senang karena hanya jutaan orang Indonesia yang bisa datang ke sini dan itu sangat emosional," katanya.
Apa doa favoritmu? Ia ingin bisa datang ke Makkah bersama keluarganya.
“Ingat anak-anak, orang tua, mertua dan kerabat semua ingin datang ke sini dan berziarah ke Mekah bersama Mekkah, karena daftar tunggunya agak panjang saat ini,” jelas Danny.
***
Komentar