Keindahan dan Keunikan Geumpang yang Tak Terlupakan

Keindahan dan Keunikan Geumpang yang Tak Terlupakan
Oleh :
Nanda Rizki
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Teuku Umar, melaporkan dari Geumpang, Pidie.
Bimcmedia.com, Opini : Geumpang merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Pidie. Bisa dikatakan geumpang masih sangat minim percikan modernitas, dimana masih sangat terasa kekentalan era kampung di Geumpang. Meski sudah ada beberapa pembangunan yang berubah, masih banyak rumah yang terbuat dari kayu yang meninggalkan kesan kampung dan bentukan rumah lama, dan juga masih terdapat jembatan yang dibuat dari papan yang menjadi tempat penyebrangan masyarakat, meskipun penduduknya lumayan padat, dan masih banyak juga rumah yang tidak memiliki toilet di dalam rumah. Penduduk membuang air besar di mesjid setempat dan sungai atau parit yang mengalir air, yang biasa mereka sebut dengan alue.
Rasa sosialisasi yang tinggi dapat terlihat dari penduduk yang sering mencuci pakaian di sungai beramai-ramai sambil berbincang, dan lebih sering mengabiskan waktu dengan duduk di warung dan berbincang dengan teman lainnya. Terlihat juga rasa tolong menolong yang tinggi, ketika salah keluarga atau warga terkena musibah, maka masyarakat setempat akan berbondong untuk saling membantu. Rasa keagamaan yang tinggi juga terasa dimana tempat pengajian masih dipenuhi dengan anak-anak yang antusias mengaji.
Ada beberapa adat yang menjadi keunikan sendiri di Geumpang, yang harus dipatuhi oleh masyarakat setempat, seperti tidak boleh kesawah pada hari jumat, dan tidak boleh ke gunung sebelum waktu jum’at habis, adat ini akan dikenakan sanksi bagi mereka yang melanggar. Sanksi bisa berupa memberikan padi kepada desa.
Masyarakat Geumpang sebagaian besar bekerja sebagai petani, ada yang bertani di tanah milik sendiri mapun milik orang lain. Selain bertani ada juga masyarakat yang bekerja di tambang emas. Geumpang memang terkenal dengan emas yang terdapat di sungai dan pengunungan yang sempat mengguncang seantero Aceh dan membuat pekerja tambang tradisional dari berbagai daerah tertarik untuk mencari emas di Geumpang.
Selain terkenal dengan emasnya, Geumpang juga terkenal dengan hasil durian terbaik di Aceh. Durian Geumpang terkenal dengan kelezatan yang luar biasa dan tidak mengecewakan, maka tak heran jika durian Geumpang sangat dinanti-nantikan bahkan penikmat durian dari lain daerah rela datang ke Geumpang hanya untuk berburu durian.
Seolah tidak ada habisnya, pesona alam Geumpang juga tak kalah menariknya dengan durian dan emas. Pengunungan indah yang diselimuti kabut di pagi hari dan berbalurkan keindahan sawah yang memuaskan mata. Udara yang sejuk seolah mengatakan untuk segera melupakan segala keluh kesah dari hiruk pikuk yang melelahkan. Tak hanya indah dipandang, Pesona alam Geumpang bisa jadi referensi untuk berburu foto-foto keren nan aesthetic sebagai koleksi di media sosial, sebagaimana yang sering dilakukan generasi muda saat ini. Dapat dikatakan pesona alam Geumpang merupakan wujud nyata dari gambar legend yang sering kita lukis sewaktu SD, dengan pemandangan gunung dan jalan yang panjang dihiasi sawah samping kanan dan kiri.
Perjalanan menuju Geumpang dapat ditempuh lebih kurang 4 jam, perjalanan yang ditempuh cukup menarik dengan adanya pemandangan gunung dan juga melawati beberapa hutan di samping kanan kiri yang menjadikannya sebagai penawar lelah diperjalanan. Namun sayangnya, kerap kali terjadi longsor yang membuat kendaraan tidak bisa lewat. Kerusakan badan jalan akibat longsor menjadikan banyak orang lebih memilih rute panjang yakni dari Banda Aceh untuk sampai ke daerah Geumpang.
Kedatangan saya ke Geumpang, tepatnya di desa Manee yang merupakan tempat kelahiran, sudah menjadi suatu hal yang rutin dilakukan dalam setahun sekali. Tradisi pulang kampung saat hari lebaran merupakan suatu hal yang sangat dinantikan, berkumpul dengan sanak keluarga dan saling melepaskan kerinduan.
Lebih dari sekedar melepas kerinduan, keindahan sekali dalam satu tahun ini menjadi suatu hal yang sangat ditunggu. Menikmati keindahan dan keunikan kampung halaman sebagai pelampiasan hiruk pikuk kota yang melelahkan, melakukan dan menikmati hal-hal unik yang jarang ditemui di daerah perkotaan. Tak ingin menikmati sendiri, saya akan berbagi cerita keindahan dan keunikan yang ada di Geumpang.
Air pegunungan
Sumber mata air masyarakat Geumpang berasal dari pengunungan, dengan menggunakan selang dan ditarik kerumah-rumah masyarakat. Selain digunakan untuk mandi dan kebutuhan sehari-hari, air pegunungan juga dijadikan sebagai air minum dengan dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi dan rasanya tak jauh berbeda dari air isi ulang. Sumber mata air penggunungan sangat jernih dan bersih, sehingga tak perlu takut untuk meminumnya terlebih air tersebut sudah dimasak sebelumnya. Kejernihan air pegunungan juga membuat daya tarik untuk menyebur ke dalam air meningkat, namun kedinginan air pegunungan yang terkadang membuat kita berpikir dua kali untuk mandi di pagi hari atau hanya sekedar membasuh muka.
Gunung dan Sawah
Gunung dan sawah bagaikan paket komplit pemandangan indah di Geumpang, di mana ditemukan sawah maka akan terlihat pula gunung. Di pagi hari penampakan gunung dan sawah sangat indah, kabut yang menutupi sebagian badan gunung dan padi hijau yang masih segar. Pemandangan ini juga akan terlihat indah jika di sore hari, namun karna terletak di dekat gunung, daerah Geumpang sering sekali hujan bahkan bisa hampir setiap hari dan hujan sering terjadi ketika siang menjelang sore. Hal ini menjadikan sedikit sulit untuk menikmati pesona alam ketika sore hari.
Ketika musim panen padi, maka masyarakat akan kesawah dengan membawa bekal yang nantinya akan dimakan dengan para pemanen yang lainnya.Setelah lelah memanen padi maka masyarakat akan duduk beramai-ramai dan memakan bekal bersama-sama, dengan hanya melakukan itu rasa lelah serasa hilang seketika. Bagaikan sudah menjadi tradisi, hal unik ini sangat seru untuk dilakukan.
Udara Dingin
Daerah Geumpang termasuk daerah yang dingin, letaknnya yang dekat gunung menjadikan udara di Geumpang sangat dingin. Jika tak terbiasa dengan udara dingin, maka bisa menghabiskan keseharian dengan menggunakan jaket atau bisa akan sering menghabiskan waktu di bawah selimut, hal ini juga karna udara dingin dapat membuat kita sering mengantuk dan juga membuat perut sering merasa lapar hingga dua kali lipat dari biasanya. Karna udaranya yang dingin pula, dapat makanan bertahan lebih lama hingga dua hari tanpa adanya lemari pendingin.
Pengalaman Unik Saat Hari Raya
Ada satu hal indah yang sangat membuat saya terkagum-kagum, yaitu ketika shalat i’d dengan pemandangan sawah dan gunung yang sangat memuaskan mata dengan udara sejuk yang mendukung. Pengalaman yang belum saya rasakan sebelumnya ini membuat saya selalu ingin kembali dan bisa merasakannya lagi.
Tidak kalah menarik, ketika hari raya akan banyak makanan-makanan yang dijual tidak seperti hari biasanya, ada beberapa makanan yang jarang kita jumpai jika bukan pada hari raya penuh kemenangan, dan ini membuat saya menjadi semakin tertarik untuk berburu makanan dan juga menikmati suasan indah hari raya di kampung halaman.
Selain dua hal unik di atas, masih ada hal yang membuat saya terkesan, yaitu ketika sanak keluarga atau tetangga dekat berkunjung ke kampung halaman maka memberikan buah tangang ketika sanak keluarga atau tetangga kembali, buah tangan tersebut biasanya berupa beras, buah dan juga uang.
Jika membahas keindahan dan keunikan Geumpang, seolah tak ada habisnya. Waktu yang diperlukan untuk menjelajah alam Geumpang terasa sangat singkat, pesonanya yang sangat memikat menjadikannya suatu kenangan yang sulit dilupakan dan takkan pernah bosan untuk menghabiskan waktu untuk menikmati pesonanya. Saya berharap keindahan dan keunikan geumpang akan terus bertahan, hingga anak cucu merasakannya.
Komentar