Ketua SWI Aceh Barat Kupas Perjuangan Insan Pers di Masa Konflik Aceh

Laporan ,
Kiri Dandim 0105 Aceh Barat Letkol inf.Dimar Bahtera, tengah Ketua SWI Aceh Barat Fitriadi, Kanan Kapolres Aceh Barat AKBP Pandji Santoso Foto/ist

Bimcemedia.com, Aceh Barat : Dewan Pimpinan Daerah Sekretariat Bersama (SEKBER) Wartawan Indonesia (DPD SWI) Aceh Barat Gelar Pertemuan Bersama mitra kerja serta Coffe Morning dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke 77 dengan mengusung Tema "Bersama Menjaga Kemerdekaan Aceh Dengan Pikiran Yang Merdeka" Selasa, (16/8/2022)

Ketua DPD SWI Aceh Barat Fitriadi S.Pdi menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh tamu undangan yang sudah hadir semoga dengan pikiran yang merdeka jalinan silahturahmi ini semakin erat dan terjaga baik

Berbicara kemerdekaan mungkin hal tersebut tak luput dari perjuangan insan pers yang juga berperan aktif dalam menyuarakan memerdekakan, Menariknya Fitriadi mengupas tuntas bagaimana peran wartawan dalam menyuarakan kemerdekaan sehingga bisa menjadi pedoman bagi wartawan muda.

"Di masa konflik Aceh, insan pers patut kita kenang jasanya, karena begitu besarnya perjuangan mereka untuk menyuarakan kebenaran, jangan ditanya seberapa pedih yang dirasakan sehingga rasa capek bahkan air mata mungkin tidak lagi terasa mengalir waktu itu demi berita yang akurat serta berimbang" Jelasnya

Sehingga jika kita kenang kembali masa itu mungkin jadi wartawan adalah suatu profesi yang mulia katanya, karena demi masyarakat wartawan rela mengorbankan dirinya hadir di tengah tengah dunia yang sedang tidak baik baik saja kala itu. Maka jika kita ambil pedoman dari situ wartawan sekarang mungkin patut kita hargai dan di apresiasi

"Demi menggali informasi untuk sebuah berita di lapangan kala itu, kadang pintu rumah berminggu-minggu  ditinggalkan, sehingga tidak mengenal bagaimana kondisi anak di rumah, istri makan apa ngak tau, para wartawan hanya berdoa dan menahan air mata demi sebuah surat kabar untuk masyarakat luas." Bebernya

Harapannya ketika dunia sudah baik baik saja, damai, aman, khususnya SWI jadilah wartawan yang profesional, baik, jujur serta di kenang sampai akhir hayat nanti. Jangan jadi wartawan cengeng, banyak mengeluh karena perjuangan untuk membuktikan kebenaran itu adalah tugas mulia. Pungkasnya.

Ketua SWI Aceh Barat Kupas Tentang Perjuangan Insan Pers di Masa Konflik Aceh

Dewan Pimpinan Daerah Sekretariat Bersama (SEKBER) Wartawan Indonesia (DPD SWI) Aceh Barat Gelar Pertemuan Bersama mitra kerja serta Coffe Morning dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke 77 dengan mengusung Tema "Bersama Menjaga Kemerdekaan Aceh Dengan Pikiran Yang Merdeka" Selasa, (16/8/2022)

Ketua DPD SWI Aceh Barat Fitriadi S.Pdi menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh tamu undangan yang sudah hadir semoga dengan pikiran yang merdeka jalinan silahturahmi ini semakin erat dan terjaga baik

Berbicara kemerdekaan mungkin hal tersebut tak luput dari perjuangan insan pers yang juga berperan aktif dalam menyuarakan memerdekakan, Menariknya Fitriadi mengupas tuntas bagaimana peran wartawan dalam menyuarakan kemerdekaan sehingga bisa menjadi pedoman bagi wartawan muda.

"Di masa konflik Aceh, insan pers patut kita kenang jasanya, karena begitu besarnya perjuangan mereka untuk menyuarakan kebenaran, jangan ditanya seberapa pedih yang dirasakan sehingga rasa capek bahkan air mata mungkin tidak lagi terasa mengalir waktu itu demi berita yang akurat serta berimbang" Jelasnya

Sehingga jika di kenang kembali masa itu mungkin jadi wartawan adalah suatu profesi yang mulia katanya, karena demi masyarakat wartawan rela mengorbankan diri hadir di tengah tengah situasi yang sedang tidak baik , bekerja sebagai kuli tinta di era konflik nyawa taruhannya, dihimpit pihak bertikai namun berita tetap harus keluar karena pembaca menantikan surat kabar, paparnya

bila dipelajari jasa wartawan di era kemerdekaan Indonesia dan perdamaian Aceh , maka jurnalis hari ini yang telah serba mudah jangan Cemen, jangan cengeng dan jangan mudah menyerah bila ingin maju, peran rekan-rekan pers hari bagi dari cara berterimakasih pada pahlawan dan syuhada yang telah memerdekakan bangsa Indonesia, tak terlepas dari ibadah guna mengisi perdamaian, karena fungsi kontrol media sangat di harapkan publik

"Demi mendapat berita berkualitas, akurat dan berimbang, Insan pers saat konflik Aceh bekerja dibawah hujan peluru, dentuman senjata dan razia dimalam hari, penuh tekanan dan himpitan tapi yang patut kita salut wartawan kala itu tetap konsisten bertugas tidak mudah menyerah." Kata ketua SWI mengenang masa lalu

Harapannya ketika situasi saat ini sudah damai, aman bekerja,
wartawan khususnya anggota SWI jadilah jurnalis lebih kritis, tajam, akurat dan berimbang, jangan menjadi insan pers lemah dan malas mencari informasi,, mesti diketahui bahwa perang modern sudah dilingkungan rekan-rekan, bila lalai maka putuslah dan otomatis tertinggal Jangan jadi wartawan cengeng, banyak mengeluh karena perjuangan untuk membuktikan kebenaran itu adalah tugas mulia. Pungkasnya.

Acara diskusi kemerdekaan di gelar oleh DPD SWI Aceh Barat dalam rangka mengenang 17 tahun Damai Aceh dan 77 tahun Indonesia merdeka di Markas SWI Meulaboh, acara dihadiri oleh Komandan Kodim 0105/Aceh Barat, Kapolres Aceh Barat, rekan-rekan wartawan pantai barat, kepala dinas, unsur perusahaan, LSM,Mahasiswa dan tokoh penggiat sosial, acara berlangsung meriah, karena selain ketua DPD SWI pembicara juga diisi oleh Kapolres AKBP Pandji Santoso dan Dandim Dimar bahtera

(Sam)

Komentar

Loading...
error: Content is protected !!