Ketua Umum FKMN Mengajak Milenial Untuk Menjunjung Nilai-Nilai Pancasila

Bimcmedia.com, Jakarta; Forum Komunikasi Milenial Nusantara (FKMN) menggelar diskusi publik dengan mengusung tema "Pancasila di Era Milenial" pada Rabu 12 Oktober 2022 di D'Hotel Jl. Sultan Agung Jakarta Selatan.
Ketua Umum Forum Komunikasi Milenial Nusantara, Syihan Hirzan mengatakan pancasila merupakan pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, pancasila ini ditetapkan untuk membuat Negara ini mempunyai akhlak yang berdasarkan lima sila itu.
"Dimana salah satu contoh isi pancasila yang dapat di petik yaitu bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang beragama. Jadi apapun agamanya yang penting menjadi orang yang beriman dan meyakini agamanya, melaksanakan ajaran agamanya," ujar Ketum FKMN Syihan Hirzan kepada wartawan.
Syihan (sapaan akrabnya) menuturkan peran pancasila dan pesatnya teknologi saat ini kerap terabaikan padahal Pancasila dapat membangun karakter positif dalam berperilaku di era milenial khususnya bersosial media. Pemerintah saat ini membuat silabus yang berkaitan dengan karakter dari kalangan milenial, BPIP dapat menggunakan instrumen riset guna menggali persepsi kaum milenial dalam memahami pentingnya ideologi Pancasila di era 4.0.
Menurut Syihan, berbicara Pancasila di depan kalangan milenial tidak tepat jika terlalu filosofis, menjejali dengan teori-teori. Narasinya perlu dikemas sedemikian rupa sesuai dengan bahasa kalangan milenial, yang pada dasarnya merupakan masyarakat awam, ataupun literasinya minim.
"Maka dari itu sangat perlu konten sederhana, terutama dalam konteks pemanfaatan digital dan pemahamannya diharapkan mampu diaplikasikan oleh kaum milenial. Dua arus utama yang dibutuhkan untuk kembali memupuk ideologi Pancasila mulai dari sektor pendidikan hingga peran penting Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)," ungkap Syihan.
Menurut pantauan pewarta media Bimcmedia.com bahwa sangat luar biasa diskusi publik yang digelar oleh Forum Komunikasi Milenial Nusantara (FKMN), dengan mengusung tema "Pancasila di Era Milenial".
Selain itu juga, lanjut Syihan, diperlukannya struktur dan kultur. Dimana kultur yang berkaitan dengan media dan pendidikan tetapi harus dikawal secara struktur maka sudah memastikan bahwa pancasila itu akan tersosialisasi secara baik dan benar. Tingginya toleransi dalam bersikap merupakan indikator dalam keberhasilan menggaungkan pancasila di era milenial, namun hal ini harus selaras dengan kebijakan pemerintah yang menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Dia menyampaikan memudahkan dalam melakukan akses terhadap informasi melalui banyak cara serta dapat menikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas, seluruh aktivitas bisa dilakukan hanya melalui dawai di genggaman. Namun, bak dua sisi mata uang dampak negatif muncul pula sebagai mengancam tindak kejahatan terfasilitasi perilaku-perilaku tak sesuai norma bangsa dan merusak mental generasi muda. Informasi-informasi palsu yang merambah ke berbagai sisi kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya bahkan mampu menggoyak kedamaian bangsa.
"Indonesia harus mejaga diri agar tidak terjerumus dalam adiksi terhadap dunia digital pada sisi yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan menguatkan kembali nilai-nilai pancasila menjadi salah satu jalannya," pungkasnya.
Selain itu, Koordinator Pusat BEM Nusantara, Achmad Supardi menyampaikan pembumian pancasila yang pertama harus di pahami, di hayati dan mengamalkan pancasila bagi generasi sekarang yaitu secara sederhana di sebut pancasila sebagai dasar lalu Bhineka Tunggal Ika sebagai sebuah paham.
"Merawat keragaman bangsa juga merupakan implementasi dari nilai pancasila, dalam kerangka Pancasila kita harus punya titik pijak, titik temu dan titik tuju. Titik pijak kita merdeka dengan memiliki kapasitas, kapabilitas dan akseptabilitas. Titik temu yaitu semua kita harus bahagia dengan Indonesia yang sedang pada zaman 4.0 dan titik tujunya Indonesia harus abadi ke generasi milenial sebagai pancasila panutan utama dalam tatanan berbangsa dan bernegara," tutupnya.
Diketahui, diskusi yang digelar tersebut berjalan lancar dan dihadiri oleh para peserta dari berbagai kalangan yakni aktivis, BEM dan Organisasi mahasiswa dan kepemudaan lainnya.***
Komentar