Keutamaan Jual Beli pada Hari Jumat dalam Islam

bimcmedia.com, Islami - Setiap hari adalah hari jual beli. Setiap saat orang-orang akan bertransaksi di pasar-pasar kecil sampai skala besar.

Transaksi yang dilakukan adalah untuk menyambung hidup, membahagiakan kehidupan maupun menaikkan derajat manusia di sisi manusia lainnya. Muamalah atau jual beli telah dikenal sejak dulu.

Islam sampai ke negeri-negeri terasing karena para pedagang yang membawanya dari tanah Arab.

Nabi Muhammad sendiri adalah seorang pedagang ulung dan semakin hebat ilmu perekonomiannya setelah menikah dengan Khatijah.

Jual beli juga tercantum dalam ayat-ayat al-Quran di mana Allah menganjurkan manusia untuk melakukan perkara ini.

Namun, Allah kemudian membatasi jual beli pada hari Jumat di mana pada hari ini adalah hari untuk mencari keberkahan.

Batasan yang diberikan bukanlah berhenti dalam jual beli, melainkan istirahat sejenak saat waktu salat Jumat.

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian diseru untuk salat pada hari Jumat, maka bersegeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, hal itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumuah: 9).

Lepas dari salat Jumat, maka segeralah kembali ke urusan jual beli. Keutamaan jual beli pada hari Jumat tak lain untuk mendapatkan keridhaan Allah, mendapatkan pahala, menerima keberkahan dari hasil jerih payah.

Dengan kondisi bahwa jual beli yang dilakukan jauh dari riba. Jual beli yang bersih dari hal-hal yang dilarang dalam Islam adalah jual beli yang selalu mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah.

Sehingga dapat dilihat perbedaan mereka yang melakukan riba dengan mereka yang jauh dari riba. Orang-orang yang menunaikan salat Jumat, lalu kembali ke jual beli adalah orang-orang yang termasuk ke dalam golongan pilihan.

Doa-doa yang mereka panjatkan pada hari Jumat tak lain untuk kebaikan jual beli yang telah mereka jalankan. Maka, Allah selalu menjaga perkara jual beli orang-orang yang percaya pada KeEsaan-Nya.