Membangun Silaturahmi dan kekokohan di Bulan  Syawal

Laporan ,
STAIN Meulaboh
Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kelembagaan, Dr. Mukhsinuddin, MM | Ist

Membangun Silaturahmi dan kekokohan di Bulan  Syawal

Oleh  :

Mukhsinuddin
(Mahasiswa Doktoral Ilmu Manajemen Unsyiah Banda Aceh ,
 Dosen STAIN Meulaboh  Aceh Barat)

Bimcmedia.com, Opini : Pada Sabtu 22 April 2023 kita laksanakan Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Semua umat muslim merayakan hari kemenangan itu. Takbir bersahutan di seluruh Masjid dan dan tempat pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1444 H.

Dan pertanda kita telah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh untuk mencari tiket ketaqwaan kepada Allah Subhanawataala.
Keberadaan bulan  Syawal  1444 H sebagai bulan silaturahmi sesama muslim setelah melaksanakan Puasa Ramadhan. Dan bulan Syawal adalah salah satu hakikat menjalin  silaturahmi yang  dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Sebab  merajut silaturahmi banyak terkandung akan berbagai hikmah di dalamnya. Keutamaan silaturahmi itu sendiri sebagai manusia yang dijadikan makhluk sosial tentunya berhubungan dengan manusia lainnya tak akan terlepas dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tidak  mungkin bisa hidup sendiri, karena kita akan selalu membutuhkan pertolongan orang lain. Bersilaturahmi adalah merupakan satu dari akhlak seorang muslim. Allah Subahanawataala  telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi di dalam  firmanNya :"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS An Nisaa' 4:1).
Kontek diatas di perjelasjan kembali dengan   ayat lain yaitu menjelaskan "Dan orang-orang yang menghubungkan apa yang telah Allah perintahkan supaya bersilaturahmi  dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang menakutkan"
(QS. Ar-Ra'd: 21).
Dalam sebuah Hadits Nabi SAW menjelaskan bahwa : Yaitu orang orang mengadakan hubungan silaturahim dan tali persaudaraan sesame  muslim dengan baik : Dan dari Abu Ayyub Al-Anshari r.a bahwa ada seorang berkata kepada Nabi saw., "Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang  berkata, "Ada apa dia? Ada apa dia?" Rasulullah saw. Berkata, "Apakah dia ada keperluan? Beribadahlah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan bersilaturahimlah." (Bukhari).
Silaturahmi merupakan ibadah yang sangat mulia, mudah dan membawa berkah. Bagi kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Karena itu merupakan ibadah yang paling indah merajut hubungan dengan manusia, sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini.
Dan memutus tali silaturrahmi adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam, Allah berfirman : "Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (Q.S An-Nisaa' : 1)..
Menjaga.  Silaturahmi...
Ada beberpa Manfaat bagi umat muslim bla selalu melaksanakan hubungan silaturahmi antaranya Pertama, Mendapat Ridho Allah Subahnawatala,  Dalam hadits Abu Hurairah, sabda Rasulullah : "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bersilaturahmi." (Muttafaqun 'alaihi).
Kedua, Diluaskan rezekinya dalam Hadits Nabi SAW : "Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan dijauhkan dari kematian yang tidak baik, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan menyambung kan silaturahmi." (HR Imam Bazar, Imam Hakim).
Ketiga, Sealalu dalam dikenang kebaikannya : "Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau dikenang perjuangan atau jasanya, maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi." (HR Muslim).
Keempat adalah, Dipanjangkan umurnya : "Belajarlah dari nenek moyangmu bagaimana caranya menghubungkan silaturahmi  itu, karena silaturahmi menimbulkan kecintaan dalam keluarga, meluaskan rezeki, dan menunda kematian(dipanjangkan umur)." (HR Imam Tirmidzi).
Kelima adalah Kunci masuk Surga : "Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi." (HR Imam Muslim).
Membangu silaturrahim penyebab datangnya hidayah bagi sesama muslim , Jadi jelas  bahwa berbuat baik kepada kerabat adalah suatu hal yang disyariatkan, dengan sikap dan perilaku kita yang baik kepada sesama  menjadi hidup indah dan baik.
 Kata silaturahmi berasal dari dua kata yaitu shilah dan rahim. Shilah artinya hubungan dan rahim artinya kasih sayang, persaudaraan, atau rahmat Allah ta'ala. Jadi silaturahmi atau silaturahim berarti menghubungkan kasih sayang, persaudaraan karena Allah, sehingga rahmat Allah menyertai ikatan itu.
Dengan cinta kita  tidak akan berat untuk bertemu dengan yang dicintainya, untuk membantu yang dicintainya, untuk menunjukan jalan yang benar kepada yang dicintainya, bahkan bersedia berkorban  bagi yang dicintainya. Tidak mungkin caci maki datang dari seorang Muslim kepada suadaranya. Dia hanya membenci perilaku yang salah, namun ingin menyelamatkan pelakunya.
Maka yang namanya silaturahmi tidak sebatas bertemu, tetapi juga menjadikan pertemuan itu sebagai sarana mendatangkan rahmat Allah. Yang paling sederhana saja dengan ucapan salam, dimana kita mendo'akan orang yang kita jumpai agar mendapatkan keselamatan dan rahmat Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Jika cinta menjadi dasar, maka silaturahim itu mengetahui keadaan saudara dengan berkunjung.
 Bukanlah silaturahmi, menghubungkan kasih sayang, dengan cara pesta pora, rame-rame membuka aurat, pergaulan lawan jenis yang tidak terbatas, dan mabuk-mabukan.
Hal-hal seperti ini tidak akan pernah mendatangkan rahmat dari Allah SWT. Karena silaturahmi itu adalah aktivitas hati dan fisik, maka rezeki bisa datang dengan berbagai cara. Pertemuan kita  dengan sudara bisa mendatangkan peluang, baik peluang kerja maupun peluang bisnis.
 Namun kita jangan membatasinya hanya itu saja, sebab Allah memiliki wewenang memberikan rezeki kepada hamba-Nya dari arah yang tidak disangka-sangka. Kapan dan seberapa besarnya, itu adalah hak Allah yang menentukan. Allah Mahatahu, seberapa banyak dan kapan waktu yang terbaik bagi kita.
Kemenangan  Umat
Kita telah meraih sebuah Kemenangan yang sangat besar  bagi orang-orang yang beriman. mereka yang telah menunaikan kewajiban berpuasa selama sebulan penuh. Berbagai halangan dan rintangan, baik secara fisik atau psikologis telah kita hadapi dengan penuh kearifan pikiran dan perasaan, dan hal ini dilakukan semata-mata karena mencari ridha Allah SWT. dengan penuh ketaatan terhadap perintah Nya .Rasulullah menjelaskan  dalam Haditsnya :  (Bagi orang yang berpuasa dengan dasar iman dan penuh pengharapan akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.) (HR. Muslim)..
Pada Hari Fitri setiap manusia muslim kembali pada hakikat kejadian yang suci dan diwarnai dengan sifat-sifat insan kamil dalam bingkai "taqwa" sebagai tujuan akhir dari proses pelaksanaan ibadah secara menyeluruh. Ciri "taqwa" sebagaimana digambarkan dalam Al-qur'an (Al-Baqarah: 3-4) adalah:
Pertama, orang-orang yang beriman kepada yang ghaib. Kedua, orang-orang yang mendirikan shalat  Ketiga, orang-orang yang menafkahkan sebagian rizki yang telah dianugerahkan Allah SWT. Keempat, beriman kepada kitab Al-qur'an dan kitab-kitab yang telah diturunkan kepada umat sebelumnya. Kelima, meyakini akan kehidupan hari akhirat.
Dari itu dalam mewujudkan  Hari  Fitri ini sebagai hari kembali kepada kesucian dan kefitrahan kita bagi  orang-orang yang sukses dan menang  dalam menjalankan  ibadah kepada Allah Swt, mampu menjaga dan  beramal  serta beraktifitas dalam bingkai ketaqwaan yang menghiasi kehidupan kita sebagai hamba Allah SWT.  Dan kepada Pemimpin dan masyarakat untuk menjaga kesucian telah diraih itu dengan melaksanakan aktifitas secara jujur dan amanah jangan sampai melakukan kecurangan dan kebathilan terhadap  masyarakat   dan sesama rekan muslim,. Dalam Bulan Fitri ini kita tidak melakukan  lagi kekotoran dan keburukan dengan mengerjakan yang dilarang oleh Allah SWT , mari kita jaukan perbuatan itu,  kita akan menuju sebuah kebaikan dan kemenagan yang besar dalam hidup kita ini, dalam bingkai kefitrian bulan syawal 1444 H Semoga....
Penulis adalah : Mukhsinuddin , Mahasiswa Doktoral Ilmu Manajemen Unsyiah Banda Aceh , Dosen STAIN Meulaboh  Aceh Barat  .

***

Komentar

Loading...
error: Content is protected !!