Error, group does not exist! Check your syntax! (ID: 1)
Error, group does not exist! Check your syntax! (ID: 3)

Menantang Pantang, Begini Suasana Lebaran Bagi Pedagang di Kota Sufi

Kota Sufi
Kondisi Pasar Ketika Hari Raya Idul Adha | Foto : Fitriadi, S.P.d.I

Bimcmesia.com, Coretan Redaksi : Tradisi hari besar Islam bagi Masyarakat Aceh merupakan hari istimewa yang telah melekat secara adat, idul Fitri dan idul adha merupakan ajang silaturahmi yang sangat baik, mungkin hari-hari sebelumnya sibuk dengan kerjaan maka hari raya waktu yang tepat untuk ziarah dan saling berkunjung, dimasa dulu leluhur Bangsa Atjeh malah pada hari raya idul adha diterapkan pantang bekerja hingga tujuh hari kedepan, namun berbeda dengan suasana terkini bagi pedagang di kota sufi yakni Menantang pantang di hari raya qurban dengan aktif kembali berjualan

Sebenarnya pantang yang disampaikan oleh orang terdahulu bukan tanpa makna, mungkin mengingat istimewanya hari raya idul adha sampai ditetapkan 7 hari takbir maka seiring dengan anjuran Rasulullah SAW terhadap itu maka pemangku adat Aceh yang kental kaitannya dengan agama menetetapkan pantang bekerja di hari raya oleh mukim, keujruen blang, pawang hutan dan panglima laot, namun sepertinya larangan itu perlahan dispelrkan warga

Zaman dulu dari cerita orang-orang tua, hari pantang yang ditetapkan pemimpin merupakan hasil kajian para ulama dan raja, sehingga bila dilanggar kerap mendapat musibah, misal orang pergi ke sawah dalam suasana hari raya, nanti terdengar disambar petir, begitu juga bagi pelaut, maka umumnya Masyarakat patuh, tunduk dan memuliakan ulama, kini lebaran pertama saja orang sudah bekerja dan berniaga, seperti yang terlihat di kota Sufi, Mereka kaitkan alasan karena menipis ekonomi

Sebagaimana diketahui, Hari Tasyrik dalam kalender islam, merupakan hari yang jatuh setelah hari raya Idul Adha yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Hal tersebut dikarenakan hari Tasyrik diriwayatkan sebagai hari perayaan makan dan minum, sehingga diharamkan bagi umat Islam berpuasa di tanggal 10 Dzulhijjah (Idul Adha) hingga 11, 12, dan 13 Dzulhijjah

Itu juga pantang dalam rangka memuliakan para ummat Islam yang sedang menunaikan ibadah haji, maka kalau hari bebas makan minum arinya dapat ditamsilkan sebagai waktu untuk berkurban, silaturrahmi dan mengisi kegiatan keagaan selama libur kerja

Ummat Islam di zaman sekarang seakan tak lagi terlalu memperdulikan larangan atau pantang di suasana lebaran, mungkin karena kehidupan rakyat Aceh saat ini mulai dikendalikan sistem, bila para pekerja di kantor pemerintahan maupun swasta tak mengikuti ketentuan maka sanksi pasti akan didapatkan seperti karyawan perbankan, dengan demikian pantang dari ketetapan adat perlahan dilupakan dan resiko dianggap mitos

Penyebab lain orang melupakan pantang sepertinya dorongan dan masalah ekonomi, khusus suasana perkotaan, dihari besar seperti lebaran para pedagang tak ramai berjualan sementara pengunjung rekreasi pada wisata lokal ramai orang liburan, mungkin itulah godaan yang membuat Masyarakat bekerja hingga ketetapan adat diabaikan

Salah seorang pedagang di pasar bina usaha Meulaboh kota sufi Syahril kepada tim Coretan Redaksi (CoRed) bimcmedia.com Senin (11/07/2022) mengatakan alasan dirinya menjual sayur di hari raya kedua karena uang yang diperoleh selama ini telah tiada, bahkan kemarin juga ada orang berjualan, mengingat harga barang lagi mahal maka dimanfaatkan kesempatan untuk mengais rezeki

" Karena ini kesempatan cari uang , maka saya berjualan sebab sudah tidak punya uang, kita tau masih suasana pantang" ujar pedagang

Hasil penelusuran tim CoRed bimcmedia.com sejak hari lebaran pertama idul Adha 1443 H tahun 2022 harga barang di pasar bina usaha masih tergolong tinggi, cabai merah naik menjadi Rp 160.000.-/Kg, bawang merah dikisaran Rp 70.000.-/kg, sementara sayur-sayuran lain juga tergolong mahal , lain lagi suasana di pantai dengan pengunjung begitu ramai, maka peluang emas bagi penjaja makanan, walaupun pantang menjadi taruhan, semoga semua ummat Islam dilindungi Allah SWT dan Rakyat Aceh selalu memualikan ulana..Aamiin!!

(CoRed)

Error, group does not exist! Check your syntax! (ID: 11)
Error, group does not exist! Check your syntax! (ID: 10)

Komentar

Loading...