Mengenang Tragedi Masa Lalu untuk Memperbaiki Hari Depan

Bimcmedia.com, Meulaboh : Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu, 26 Desember 2021 genap 17 tahun peristiwa dasyat menimpa Aceh dan Nias yakni Gempa bumi disusul tsunami 2004 silam, pasca musibah tersebut ribuan orang putus harapan, seolah tak mampu lagi untuk bangkit, namun Allah punya cara sehingga insan sisa korban bencana perlahan bangkit memperbaiki hari depan, sejak saat itu para korban terus melangkah hingga menemukan hidup normal namun para syuhada yang telah pergi tak pernah bisa kembali
Setiap tahun sejak saat itu pemerintah di Aceh dan para Masyarakat umum selalu melakukan kegiatan amal baik melalui zikir, pengajian maupun tausiah sambil membuat kenduri alakadar, Penduduk yang keluarganya meninggal saat tsunami datang beramai-ramai menziarahi kuburan massal, disana mereka berdoa dan mengenang masa lalu untuk dijadikan nasehat dihari depan
Pasca tsunami bantuan kanusiaan datang begitu besar ke Aceh, perhatian dunia internasional penuh, Non Government Organitations (NGO) datang menawarkan bantuan, akibat terlalu banyak bantuan yang datang, perilaku korban tsunami saat itu perlahan mulai bergeser dari sifat tawakal kepada Allah, dimana sudah rela berbohong demi mendapatkan sesuatu, mulai dari bantuan sembako sampai kepada rumah sebagai tempat tinggal
Pemerintah pusat saat itu juga bergerak cepat, melalui Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) NAD -Nias meluncurkan program rekonstruksi dan rehabilitasi fasilitas umum, lahan pertanian, perumahan dan kebutuhan warga lainnya, Mereka bergerak cepat dan hingga 2008 dianggap selesai menangani Aceh sehingga Masyarakat sudah dapat melanjutkan kehidupan Sebagaimana mestinya
Dengan selesai pembangunan untuk kebutuhan Masyarakat korban tsunami termasuk infrastruktur jalan, jembatan, masjid, fasilitas umum lainnya secara perlahan NGO dan Bantuan pemerintah Negara lain mengakhiri program di Aceh, Masyarakat mulai hidup kembali dengan usahanya tanpa bergantung lagi pada bantuan pemerintah maupun NGO, memang berat untuk bangkit karena saat itu apapun yang dikerjakan warga selalu diukur dengan rupiah
Setelah bantuan distop NGO, penduduk Aceh baru mulai melihat peluang masa depan, memang dampak Negatif dari bantuan saat itu terasa, pertama banyak ditemukan masyarakat tidak jujur termasuk pemimpin atau intelektual lainnya, dimana-mana terjadi permainan data bantuan, sehingga ada warga yang mendapat bantuan lebih dari satu, ada juga yang tiada mendapat, selain itu budaya gotong royong hilang karena Masyarakat dijinakkan dengan program cash for work ( selesai kerja massal dibayar termasuk membersihkan lingkungan) , hal lain ditemukan degradasi moral sehingga banyak penduduk yang melupakan teguran TUHAN Yang Maha Kuasa
Setelah beberapa tahun terjadi bencana, perlahan mulai terlihat, banyak rumah bantuan di sepanjang pantai barat Aceh tak berpenghuni, fasilitas peninggalan BRR tak difungsikan, orang miskin sebelumnya mendadak kaya, orang kaya di masa lalu jatuh miskin, namun ada hal positif yang mahal harganya yakni dakwah Islam meningkat tajam sehingga banyak ummat kembali ke jalan Allah SWT
Kini tsunami telah 17 tahun, tentu generasi yang berumur 20 tahun tak banyak mengetahui peristiwa mengganaskan itu, perlu peran orang tua untuk menceritakan kepada generasi apa sebenarnya penyebab terjadi tsunami , adakah itu akibat ulah tangan manusia..?
Sekedar coretan redaksi bimcmedia.com, khusus untuk wilayah pantai barat Aceh sebelum gempa bumi dan tsunami datang, jejeran Caffe di sepanjang pantai tak terkontrol aktifitas penghuninya, kejahatan didaerah orang rentan di praktekkan di bumi Teuku Umar, Mafia merajalela dan konflik bersenjata melanda Aceh yang hampir tiap hari ada tetesan darah dibimi serambi Mekah, kemudian banyak perempuan menjadi janda akibat kekejaman politik, kemudian para generasi menjadi yatim setiap hari menjerit karena orang tuannya berakhir hidup di moncong senjata
Semua masalah yang dibenci Allah dimasa lalu harus jadi nasehat kepada kita semua, terutama generasi muda, apa penyebab sehingga Allah menguburkan ribuan manusia dalam sesaat, maka atas peristiwa memilukan itu kini kita kenang dan perbaiki hari depan, jauhi kejahatan, kembalilah ke Jalan Allah, kita jaga perdamaian Aceh, selalu tunduk dan patuh pada Allah SWT, sesungguhnya kita tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Kepada para syuhada konflik dan tsunam kita kirimkan doa, semoga Mereka tenang di alam sana, Sebagai warisan Mereka kepada kita yang masih diberi kesempatan hidup di dunia, jangan lagi kembali pada era kelam, teruslah melangkah untuk berbuat kebaikan, perlu diingat untuk menanam keikhlasan, " JIKA KAMU INGIN MENOLONG SESEORANG, HANYA PADA TUHANLAH MENGHARAP BALASAN" konsep keterangan jiwa itu mesti diyakini agar kita bisa hidup dan bertahan bersama Rakyat yang terabadikan dari perhatian duniawi.
[CoRed]
Komentar