Pabrik Pupuk Aceh Terhenti, Presiden Jokowi Kesal

Laporan ,
Pabrik Pupuk Aceh
Presiden Indonesia | Sumber Foto : Dok RI

Bimcmedia.com, Jakarta: Presiden Joko Widodo atau Presiden Jokowi telah meresmikan Pabrik NPK PT Pupuk Iskandar Muda di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dalam peresmiannya, Jokowi mengungkapkan ketidakpuasannya karena beberapa pabrik pupuk di Aceh tutup karena masalah pasokan gas.

“Ini masalah besar yang harus kita atasi,” kata Jokowi saat pelantikan, Jumat 10 Februari 2022.

Menurut Presiden Jokowi, dua pabrik pupuk di Aceh, yakni PT ASEAN Aceh Festilizer (AAF) dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) berhenti beroperasi. AAF diketahui telah diakuisisi oleh AAF pada tahun 2018 lalu.

Jokowi mendapat laporan bahwa pembangkit listrik telah ditutup karena masalah pasokan gas untuk bekerja. Kepala negara bertanya-tanya apakah gas tidak bisa diimpor jika pasokan dalam negeri memang kurang.

“Selama beberapa dekade kami diam tentang aset yang luar biasa ini,” katanya.

Dengan kondisi tersebut, Jokowi memastikan telah memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir untuk membuka kembali dua pabrik. "Tapi baru disetting dengan PIM, AAF, dan masih banyak persoalan yang perlu dicermati dan dihitung. Ke sana dulu, baik-baik saja," ujarnya.

Tak hanya itu, Jokowi juga meminta segera commissioning pabrik amoniak PIM-1 dan PIM-2 yang tergabung dalam PIM. Jokowi pun meminta Eric memenuhi kebutuhan gas pabrik-pabrik tersebut. "Ini kebutuhan dasar yang kami inginkan. Kenapa dikecewakan," katanya.

Jokowi juga mengatakan Rp 1,7 triliun telah diinvestasikan untuk peluncuran PIM hari ini. Ini melayani kebutuhan industri NPK dan kebutuhan fasilitas pelabuhan utama.

Jokowi juga menargetkan kapasitas produksi pupuk PIM menjadi dua kali lipat dari yang ada saat ini 570.000 ton menjadi 1,14 juta ton. Hal ini dapat menghilangkan ketidakpuasan petani terhadap pupuk.

Pupuk menjadi masalah besar, menurut Jokowi. Pasokan pupuk bermasalah karena dua negara penghasil, Rusia dan Ukraina, sedang berperang. Situasi ini menggerogoti produktivitas pertanian, yang mengarah ke hasil yang lebih rendah dan harga yang lebih tinggi.

Kebutuhan pupuk Indonesia mencapai 13,5 juta ton, namun hanya dapat dipenuhi 3,5 juta ton. Situasi ini dirasakan Jokowi saat turun ke desa menemui para petani. "Pesan terus-menerus 'tidak ada pupuk, harga pupuk mahal'. Kalau tidak ada, berarti ketika pasokan turun, harga otomatis naik. Apa," kata Kepala Negara.

***

Komentar

Loading...