Peusijuk Bot Tradisi Turun-temurun Dalam Budaya Masyarakat Aceh
Bimcmedia.com, Aceh Barat : Pemilik Bot, Teungku, Anak Buah Kapal (ABK) dan Beberapa Masyarakat melakukan proses tepung tawar atau yang dikenal dengan proses Peusijuk Bot Tradisi Turun-temurun yang dilakukan selalu untuk setiap kapal yang baru turun dari sebuah dot atau tempat pembuatan kapal. Proses Peusijuk dilakukan kapal nelayan di Desa Ujung Baroh, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (19/06/2021).
Peusijuk Bot Tradisi Turun-temurun masyarakat Aceh tidak hanya dilakukan pada kapal nelayan yang baru turun dari sebuah proses pembuatan kapal tapi pada hampir semua kegiatan dalam kehidupan, contoh dalam memulai usaha baru, menyelesaikan sengketa lahan, terlepas dari musibah, menempati rumah baru, membeli kendaraan baru, penurunan perahu, menabur benih padi ke sawah dan ketika memberangkatkan atau menyambut kedatangan jemaah haji, dan baru melahirkan seorang anak.
Kegiatan tradisi turun - menurun ini tidak boleh dilupakan oleh khususnya dalam masyarakat Aceh untuk mencari ikan di laut, karena semua rezeki datanya dari Allah, maka kita selaku manusia harus selalu tatap bersyukur kepada sang pencipta.
Saat ingin pewarta ingin menanyakan mengenai kegiatan tersebut kepada pemilik bot atau kapal, malah pemilik kapal tidak mau menjawab, mungkin pemilik kapal sibuk atau ada kegiatan lainnya yang mendesak dan malah di suruh memangnya kepada ABK ( Anak Buah Kapal ).
" Inikan merupakan acara Peusijuk, jadi yang acara ini adalah sebuah kegiatan Peusijuk BOT karena merupakan tradisi turun- menurun bagi nelayan khususnya bagi masyarakat Aceh. Karena dimana-mana yang namanya adat nelayan Aceh adalah, Ketika ada sebuah kapal baru yang baru di buat selanjutnya di turunkan dari Dot (pembuatan kapal ), ataupun di cat baru, maka wajib dilakukan Peusijuk, supaya yang membawa BOT dengan BOTny menyatu, dan mendapatkan rezeki." ujar Robert yang merupakan ABK kapal tersebut.
Selanjutnya dia juga menambahkan bahwa, dilaksanakannya kegiatan Peusijuk ini merupakan rasa syukur kepada Allah sang maha kuasa, untuk mengingat bahwa rezeki itu datangnya dari Allah sang maha kuasa, bukan pada diri pribadi masing-masing. Makanya kita memohon kepada Allah untuk meminta rezeki, ridho Allah dan keselamatan bagi nelayan yang membawa kapal tersebut.
BACA JUGA :
- Korbankan Anak Sekolah Akibat Online Terlalu Lama, Ini Kata Mendikbud
- Terkait Gelapnya kota Sufi, Begini penjelasan KADIS PERKIM Aceh Barat
"Proses Peusijuk dilakukan dengan cara menyediakan beberapa pulut, Teupung tawar, membakar Keumenyan, dan berdoa bersama untuk mendapatkan Ridha dari Allah Subhanallah Ta'la dan itu merupakan sebuah adat turun menurun sampai saat ini" ucapnya
Pulut yang telah disiapkan dalam acara Peusijuk, rezekinya berbagi, maka dibagikan kepada siapa saja yang busa menikmati, maka dibagikan ke masyarakat yang datang dan yang mau saja, untuk mendoakan agar kapal tersebut mendapat rezeki dan bisa membawa pulang ikan yang banyak.
" Pada kapal yang baru di Peusijuk ini yang biasanya berangkat ke kapal maksimal empat orang, dan pada kapal ini adalah tiga orang " tutupnya.
___
[A-]
Komentar