UTU menangkan kompetisi program Kampus Merdeka (PKKM) Liga II

Bimcmedia.com, Meulaboh ; Universitas Teuku Umar (UTU) kembali berhasil mengukir prestasi sebagai pemenang Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Liga II yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2021. Senin (07/06/2021)
Atas keberhasilan universitas kebanggan masyarakat barat selatan aceh itu, kini berhak membawa pulang dana sebesar Rp. 3.695.150.000 atau 3,6 Milyar.
Sekilas tentang program kompetisi Kampus Merdeka merupakan bentuk dari akselerasi program Kampus Merdeka dengan tujuan untuk mendorong perguruan tinggi melakukan inovasi pada basis program studi agar terjadi pembelajaran 4.0 atau Kampus Merdeka yang diharapkan.
Selain itu tujuan program tersebut ialah meningkatkan mutu dan relevansi perguruan tinggi agar terus berkontribusi dalam upaya meningkatkan daya saing bangsa.
Rektor UTU, Prof. Dr. Jasman J. Ma'ruf, SE., MBA menyampaikan , pencapaian oleh UTU tersebut merupakan sebuah momentum bagi Universitas Teuku Umar untuk mengimplemetasikan Konsep Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka di Lingkungan Universitas Teuku Umar.
"Ini merupakan bentuk kepercayaan bagi Universitas Teuku Umar untuk mengimplementasikan program pemerintah Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, tentunya sejumlah pembenahan dan peningkatan baik secara akademik maupun non-akademik akan kita dorong secara maksimal," ucap Prof Jasman.
Universitas Teuku Umar berhasil memenangkan kompetisi yang diikuti oleh seluruh Perguruan Tinggi Akademik se Indonesia ini dengan mengusung tema "Implementasi Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM), hal ini merupakan uoaya penurunan prevalensi stunting berbasis agro and marine industry
"UTU sepenuhnya mendukung program penanganan kasus stunting (gangguan pertumbuhan fisik dan otak pada anak karena kurangnya asupan gizi dalam waktu lama) yang digalakan oleh Pemerintah, baik Kementerian Kesehatan maupun oleh Kemendikbudristek." Pungkas Rektor UTU tersebut
Hingga kini UTU berupaya mendorong prodi dan mahasiswa dalam 8 aktivitas Kampus Merdeka yang dilakukan di luar kampus, tak lain hal itu dilakukan gunamembantu penanganan stunting.
“Dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di harapkan dapat memberikan peluang bagi mahasiswa untuk dapat membantu menyelesaikan permasalahan mengenai stunting. Kemudian Jika Mahasiswa selama satu semester dapat mendampingi kasus stunting namun harus dilakukan diseminasi dan pengarahan oleh dosen sebelum langsung terjun ke lapangan,” jelas Prof Jasman.
Kemudian jika dilihat secara geografis, lanjutnya UTU berada di wilayah dengan prevelansi stunting tertinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, balita di Aceh menduduki posisi 3 dari 34 provinsi di Indonesia dengan prevelansi stunting sebesar 37,3%.
"Artinya 1 dari 3 anak balita di Aceh mengalami stunting. Sedangkan angka stunting untuk anak di bawah dua tahun (baduta), Aceh berada di posisi 1 dari 34 provinsi di Indonesia dengan prevelansi sebesar 37,9%." Terang Prof. Jasman
Terakhir Prevelansi stunting di Aceh bahkan masih jauh lebih tinggi dari Papua Barat, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku. Secara nasional prevelansi stunting Indonesia berada pada angka 30,8% dan Aceh melewati angka nasional dengan angka 37,3%. Lanjut Prof Jasman.
"Kasus stunting di Aceh sudah harus menjadi perhatian dan tanggungjawab kita bersama". Kata Prof Jasman menutup penjelasannya (Aduwina Pakeh / Humas (UTU)
[Redaksi/AN]
Komentar